Manfaat dan Risiko Makanan Bersantan bagi Kesehatan

kuliner | 12 Mei 2025 19:40

Manfaat dan Risiko Makanan Bersantan bagi Kesehatan
Manfaat dan Risiko Makanan Bersantan bagi Kesehatan (health kompas)

SURABAYA, PustakaJC.co– Santan merupakan bahan makanan yang kerap digunakan dalam berbagai hidangan khas Indonesia. Selain memberikan cita rasa gurih yang khas, santan ternyata juga menyimpan sejumlah manfaat kesehatan. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, santan bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh.

 

Santan adalah hasil perasan daging kelapa parut yang kaya akan kandungan gizi seperti protein, lemak sehat, kalium, fosfor, vitamin C, dan antioksidan. Dalam dunia pengobatan tradisional Ayurveda, santan bahkan digunakan untuk meredakan gangguan pencernaan akibat infeksi. Selain itu, santan segar dipercaya dapat memperkuat gigi, mencegah pengeroposan, serta menjaga kelembapan kulit.

 

Meski begitu, pakar kesehatan mengingatkan pentingnya konsumsi santan secara bijak. Pasalnya, kandungan kalori dalam santan tergolong tinggi. Satu cangkir (sekitar 250 ml) santan mengandung sekitar 552 kalori dan 8 gram gula. Jika dikonsumsi berlebihan, santan dapat meningkatkan berat badan dan kadar trigliserida dalam darah, terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik.

 

Tak hanya itu, santan juga bisa memicu gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, hingga feses encer, terutama pada individu yang kesulitan mencerna lemak. Kandungan lemak jenuhnya yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), menyumbat pembuluh darah, dan memicu hipertensi.

 

Risiko lainnya adalah rendahnya kandungan kalsium pada santan. Jika digunakan sebagai pengganti susu, asupan kalsium harian bisa tidak tercukupi karena setiap 240 ml santan hanya mengandung sekitar 38,4 mg kalsium  jauh di bawah kebutuhan harian.

 

Untuk tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan risiko kesehatan, ahli gizi menyarankan konsumsi santan tidak lebih dari satu cangkir (150 ml) per hari. Dengan takaran yang tepat, santan dapat tetap menjadi bagian dari pola makan sehat dan seimbang. (nov)