Surabaya, PustakaJC.co - Manisan dan asinan sejak lama dikenal sebagai camilan populer di Indonesia. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah keduanya termasuk makanan sehat.
Manisan umumnya dibuat dari buah yang direndam dalam larutan gula. Proses ini membuat rasanya manis sekaligus memperpanjang daya tahan buah. Sementara itu, asinan terbuat dari buah atau sayuran yang diawetkan dengan rendaman garam dan cuka, menghasilkan rasa segar sekaligus asin.
Dari sisi kesehatan, manisan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi dengan indeks glikemik tinggi. Kondisi ini membuat kadar gula darah mudah meningkat. Konsumsi berlebihan dapat menimbulkan risiko obesitas, kerusakan gigi, hingga diabetes. Kandungan nutrisinya juga jauh lebih rendah dibandingkan buah segar.
Sementara itu, asinan memiliki kandungan natrium dan kalium yang bermanfaat untuk keseimbangan elektrolit, serta mendukung kesehatan saraf dan otot. Namun, kadar garam yang tinggi justru bisa berbahaya bila dikonsumsi terlalu sering. Asinan dapat meningkatkan tekanan darah, mengganggu pencernaan, bahkan memperburuk kondisi seperti GERD.
Ahli gizi menyarankan agar manisan dan asinan tetap dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Hindari menyantap manisan sebelum tidur atau setelah makan berat, serta jangan mengonsumsi asinan saat pencernaan tidak dalam kondisi baik.
Buah dan sayuran segar tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan. Meski begitu, manisan dan asinan masih bisa dinikmati sesekali sebagai pelengkap rasa, asal tidak berlebihan. (nov)