Ketika baru sampai di lumbung, padi diperlakukan dengan sopan dan hormat. Hal ini dipercaya bisa mendatangkan keberkahan serta kecukupan hingga musim berikutnya. Semua perlakuan tak baik terhadap beras atau padi, akan sangat melukai hati mereka.
Kemudian, selama musim panen Dewi Sri akan lebih dimuliakan. Para petani kerap mengadakan tradisi berupa upacara metik padi, seren taun, kenduri, dan lainnya. Acara itu biasanya disertai pesta dan pertunjukan wayang lakon Sri Sadono atau Sri Mulih.
Rumah tradisional Jawa kuno yang diwarisi secara turun temurun, telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada sejumlah relief di Candi Borobudur, rumah itu berbentuk rumah panggung. Kolong di bawah lantai rumah digunakan para wanita untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sementara sekarang, tidak ada lagi rumah Jawa kuno yang memiliki kolong. Tanahnya sudah ditinggikan 20-40 sentimeter sehingga, dengan atap yang bermacam-ragam, misalnya joglo atau limasan.