Erick menegaskan, meski secara teknis SiLPA mampu menopang fiskal daerah, tingginya angka tersebut sekaligus mencerminkan belum optimalnya realisasi belanja dan pemanfaatan ruang fiskal pada tahun berjalan.
Berdasarkan catatan Banggar, sepanjang 2025 posisi SiLPA sempat menyentuh puncak Rp7,28 triliun pada Juni, dan berada di angka Rp6,34 triliun hingga akhir Oktober.
“Rasio SiLPA terhadap total pendapatan daerah semula mencapai 71 persen di awal tahun, dan meski turun menjadi 25 persen menjelang akhir tahun, kondisi ini tetap menunjukkan bahwa fiskal APBD Jawa Timur belum berada dalam kondisi ideal,” jelas politisi PSI itu.