Sementara, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam paparannya menyampaikan, potensi kekeringan di Jatim tahun ini terjadi di 500 desa. Jumlah ini tersebar di 193 kecamatan di 22 kabupaten.
Dibanding dua tahun terakhir, jumlah ini mengalami penurunan, yakni, tahun 2022 yang berjumlah 513 desa dan tahun 2020 yang mencapai 622 desa.
Ia juga menjelaskan, saat ini sudah ada 18 Kabupaten/kota yang telah menetapkan status keadaan darurat bencana kekeringan, meliputi, Siaga Darurat Kekeringan dan Tanggap Darurat Kekeringan.
"Selain itu, sudah 19 kabupaten yang telah melakukan kegiatan droping air bersih," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, juga disampaikan langkah BPBD Jatim yang akan meminta bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dan Water Boombing kepada BNPB untuk mengatasi kekeringan panjang dan kebakaran hutan tahun ini.