Belanja Militer Dunia Meledak 9,4 Persen, Dunia Mengarah ke Era Ketegangan Baru?

pemerintahan | 28 April 2025 11:50

Belanja Militer Dunia Meledak 9,4 Persen, Dunia Mengarah ke Era Ketegangan Baru?
Ilustrasi bara tentara Rusia. (dok gatra.com)

GRESIK, PustakaJC.co - Di tengah ketegangan global, pengeluaran militer dunia mencetak rekor baru melonjak 9,4 persen menjadi 2,72 triliun dollar AS. Laporan SIPRI menyebut, dunia bergerak menuju era persaingan bersenjata paling intens sejak Perang Dingin berakhir.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengungkapkan bahwa belanja militer global pada 2024 mencapai 2,72 triliun dollar AS atau sekitar Rp45.800 triliun. Ini menjadi kenaikan tahunan terbesar sejak Perang Dingin berakhir, dengan lebih dari 100 negara tercatat meningkatkan anggaran pertahanannya.

“Karena pemerintah semakin memprioritaskan keamanan militer, sering kali dengan mengorbankan bidang anggaran lainnya, pertukaran ekonomi dan sosial dapat berdampak signifikan pada masyarakat selama bertahun-tahun mendatang,” tulis SIPRI dalam laporannya, dikutip dari Reuters.

Eropa mencatat lonjakan tertinggi dengan kenaikan 17 persen, didorong oleh perang Rusia-Ukraina dan kekhawatiran terhadap komitmen Amerika Serikat terhadap NATO.

Rusia sendiri meningkatkan anggaran militernya hingga 149 miliar dollar AS (Rp2.509 triliun), naik 38 persen dibandingkan tahun sebelumnya setara 7,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu, dan menyedot 19 persen dari total anggaran pemerintah.

Sementara itu, Ukraina membelanjakan 64,7 miliar dollar AS (Rp1.090 triliun) untuk pertahanan, tumbuh 2,9 persen dari tahun lalu. Dengan proporsi 34 persen dari PDB, Ukraina kini mencatat beban militer terbesar di dunia.

“Ukraina saat ini mengalokasikan semua pendapatan pajaknya untuk militernya,” tulis SIPRI, seraya memperingatkan bahwa dalam ruang fiskal yang semakin ketat, keberlanjutan pengeluaran ini menjadi tantangan berat.

Di sisi lain, Amerika Serikat tetap memegang posisi negara dengan belanja pertahanan terbesar: 997 miliar dollar AS (Rp16.791 triliun), naik 5,7 persen dari 2023. Angka ini mencakup 66 persen dari total pengeluaran NATO dan 37 persen dari seluruh belanja militer dunia. (ivan)