SIDOARJO, PustakaJC.co - KH Ma’ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, mengingatkan masyarakat agar mewaspadai bahaya konsumsi ayam tiren. Selain tidak sesuai syariat Islam, ayam tiren juga berisiko tinggi terhadap kesehatan.
Fenomena konsumsi ayam tiren atau ayam yang mati sebelum disembelih mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin. Ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan tidak mengonsumsi daging yang tidak layak secara agama maupun medis. Dilansir dari nu.or.id, Sabtu, (10/5/2025).
“Memakan hewan darat yang sudah mati sebelum disembelih hukumnya haram. Hal ini dilarang dalam agama,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu, Bangkalan ini menjelaskan bahwa ayam tiren masuk dalam kategori bangkai. Dalam Al-Qur’an, tepatnya Surat Al-Baqarah ayat 173, Allah SWT secara tegas melarang umat Islam mengonsumsi bangkai.
“Yang pertama kali dilarang dalam ayat tersebut adalah bangkai, sebelum daging babi. Maka ayam yang mati sebelum disembelih itu jelas tidak boleh dimakan,” terang KH Ma’ruf.
Ia menambahkan bahwa larangan tersebut tidak hanya bersifat keagamaan, tetapi juga memiliki dasar ilmiah yang kuat. Bersama Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI, pihaknya telah melakukan kajian terkait dampak konsumsi daging tiren terhadap kesehatan manusia.
“Kalau darahnya ini dikonsumsi, kita tahu darah mengandung kuman, bakteri, dan itu dalam jangka waktu lama tidak baik dalam tubuh,” papar Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim.
Menurutnya, daging yang diperoleh dari hewan yang disembelih secara benar akan lebih segar dan bernutrisi. Sebaliknya, daging ayam tiren dinilai tidak higienis dan memiliki potensi membawa penyakit.
KH Ma’ruf mengajak masyarakat untuk tidak hanya mempertimbangkan harga, tetapi juga aspek kehalalan dan kesehatan dalam memilih daging konsumsi.
“Syariat Islam hadir untuk menjaga jiwa. Maka menghindari ayam tiren adalah bentuk ikhtiar melindungi tubuh dari bahaya yang nyata,” pungkas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu. (ivan)