“Efisiensi adalah investasi, efisiensi adalah visi jangka panjang. Kita perlu membangun pendekatan baru, kultur baru, cara baru, menghilangkan yang mubazir agar tercipta ruang fiskal yang kokoh,” ujar Bima.
Dalam pemaparannya, Bima juga menyebut beberapa kota lain dengan kapasitas fiskal tinggi, seperti Semarang, Bekasi, Tangerang Selatan, Denpasar, Bogor, Bandung, Batam, dan Medan. Namun, Surabaya dinilai memiliki fondasi fiskal paling kuat, layak menjadi rujukan nasional.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa penguatan fiskal daerah tidak cukup hanya mengandalkan APBD. Diperlukan terobosan, kemitraan, dan strategi pembiayaan baru untuk mempercepat pembangunan dan menjawab tantangan pertumbuhan ekonomi.