Menurut Ipda Nanang, pelatihan ini tak hanya bertujuan mencegah potensi gangguan penerbangan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab bersama menjaga nama baik Tulungagung.
“Kami berharap ke depan tradisi balon udara bisa menjadi ikon budaya Tulungagung yang ramah keselamatan dan bisa menarik minat wisatawan lokal maupun dari luar daerah,” pungkasnya.
Pelatihan ini menjadi contoh bahwa pelestarian budaya dan keselamatan publik bisa berjalan beriringan. Tradisi tetap terbang tinggi, namun kini dengan pijakan aturan yang kuat dan kesadaran bersama. (ivan)