Polres Tulungagung Edukasi Penerbangan Balon Udara Aman, Jaga Tradisi Tanpa Abaikan Keselamatan

pemerintahan | 12 Mei 2025 14:06

Polres Tulungagung Edukasi Penerbangan Balon Udara Aman, Jaga Tradisi Tanpa Abaikan Keselamatan
Peserta mengikuti pelatihan pembuatan dan penerbangan balon udara secara aman yang digelar Polres Tulungagung. (dok jatimpos.co)

TULUNGAGUNG, PustakaJC.co - Polres Tulungagung menggelar pelatihan pembuatan dan penerbangan balon udara secara aman di Lapangan Desa Notorejo, Kecamatan Gondang. Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari berbagai komunitas dan perwakilan warga yang selama ini rutin menerbangkan balon saat momen-momen tradisional.

Langkah ini merupakan bagian dari edukasi dan pembinaan agar tradisi balon udara tetap lestari namun tak membahayakan keselamatan penerbangan maupun fasilitas umum. Dilansir dari jatimpos.co, Senin, (12/5/2025).

“Sebelum pelaksanaan festival balon, kita laksanakan pelatihan membuat dan menerbangkan balon dengan teknik yang artistik namun tetap aman dan sesuai aturan,” jelas Ipda Nanang, Kasihumas Polres Tulungagung, mewakili Kapolres AKBP Muhammad Taat Resdi.

Dalam pelatihan ini, Polres menghadirkan pelatih berpengalaman dari Wonosobo yang membagikan teknik pengikatan balon agar tidak terbang bebas serta tata cara penerbangan di ketinggian yang telah ditentukan.

“Kami mengapresiasi semangat masyarakat dalam melestarikan budaya. Namun, kegiatan ini harus dilakukan dengan prinsip keamanan agar tidak membahayakan penerbangan, jaringan listrik, maupun menyebabkan kebakaran,” lanjut Ipda Nanang.

Selain meningkatkan pemahaman teknis, pelatihan ini juga menjadi momentum untuk membangun kesadaran hukum dan kolaborasi antara komunitas dan pihak keamanan.

Menurut Ipda Nanang, pelatihan ini tak hanya bertujuan mencegah potensi gangguan penerbangan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab bersama menjaga nama baik Tulungagung.

“Kami berharap ke depan tradisi balon udara bisa menjadi ikon budaya Tulungagung yang ramah keselamatan dan bisa menarik minat wisatawan lokal maupun dari luar daerah,” pungkasnya.

Pelatihan ini menjadi contoh bahwa pelestarian budaya dan keselamatan publik bisa berjalan beriringan. Tradisi tetap terbang tinggi, namun kini dengan pijakan aturan yang kuat dan kesadaran bersama. (ivan)