SURABAYA, PustakaJC.co - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut pariwisata sebagai sektor yang tidak hanya menggerakkan ekonomi, tetapi juga membawa kebahagiaan. Dalam pembukaan Surabaya Business Matching 2025, Emil menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan.
“Pariwisata itu sektor yang luar biasa. Ia bisa mengangkat bukan hanya isi dompet, tapi juga isi hati,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat membuka Surabaya Business Matching 2025, Rabu, (21/5/2025) di Isyana Ballroom, Bumi Surabaya City Resort.
Menurut Emil, kegiatan business matching seperti ini bukan sekadar temu bisnis biasa, tapi peluang besar untuk mempertemukan seller dan buyer secara langsung dalam sektor wisata.
“Semua yang dikemas dalam bingkai pariwisata akan selalu mengedepankan unsur kebahagiaan. Karena itulah saya sangat senang melihat geliat acara ini yang mempertemukan pelaku usaha wisata dengan para buyer dari berbagai sektor,” lanjut Emil.
Ia menjelaskan, sektor pariwisata memiliki dampak luas bagi masyarakat. Selain mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, pariwisata juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong pengembangan desa wisata.
“Saat pandemi COVID-19, saya sempat dikritik karena membuka akses wisata meski dengan protokol ketat. Tapi saya katakan, pariwisata mungkin bukan kebutuhan primer bagi semua orang, tapi bagi mereka yang menggantungkan hidup dari sektor ini, itu adalah kebutuhan utama,” tegasnya.
Emil juga menyampaikan bahwa pendekatan pemerintah dalam pengembangan wisata mengutamakan prinsip selektif tidak menutup kran, tapi memastikan setiap aktivitas wisata membawa nilai tambah bagi masyarakat.
“Pemerintah harus aktif menyokong, tapi tidak boleh jadi satu-satunya tiang. Saya senang karena acara seperti ini menggambarkan semangat kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah,” ungkap emil.
Untuk mendukung hal itu, Emil menyebut pemerintah telah menjalankan program Pemeliharaan Jalan Berbasis Kinerja (PHJB) guna meningkatkan akses ke destinasi wisata unggulan seperti Bromo.
“Infrastruktur adalah kunci kelancaran arus wisatawan dan logistik,” ujarnya.
Lebih lanjut, berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Emil menyebut terdapat 1.391 daya tarik wisata yang meliputi alam, budaya, dan buatan, serta 630 desa wisata yang terus berkembang.
“Alhamdulillah, dengan potensi luar biasa ini, BPS mencatat Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah kunjungan wisatawan tertinggi se-Pulau Jawa untuk periode Januari–Maret 2025,” jelas Emil.
Total kunjungan tersebut mencapai 52,5 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Di akhir sambutannya, Emil mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus membangun jaringan, menciptakan paket-paket wisata kreatif, dan mendorong promosi yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
“Mari kita satukan langkah untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan membahagiakan. Kami optimis kolaborasi ini adalah jalan terbaik bagi masa depan pariwisata Jawa Timur,” pungkas Wakil Gubernur Jawa Timur.
Sementara itu, Project Director Surabaya Business Matching, Sri Astuti, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-10 sejak 2015. Setelah Jogja dan Bandung, Surabaya menjadi kota ketiga sebelum dilanjutkan ke Balikpapan, Bali, Bangkok, dan Jakarta.
“Tahun ini kami hadirkan mix buyer, mulai dari travel agent, korporasi, pemerintah, hingga institusi pendidikan. Ini bentuk peran nyata swasta dalam mendorong promosi wisata sekaligus pertumbuhan ekonomi. Terima kasih kepada Bapak Emil Dardak yang telah memberi dukungan penuh,” ujar Sri. (ivan)
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                