Cak Eri Tegaskan Surabaya Maju karena Warganya, Bukan karena Wali Kotanya

pemerintahan | 01 Juni 2025 08:33

Cak Eri Tegaskan Surabaya Maju karena Warganya, Bukan karena Wali Kotanya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan keterangan pers terkait capaian kinerja Pemkot Surabaya. (dok jatimpos)

SURABAYA, PustakaJC.co - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh warga menjaga semangat gotong royong dan kekeluargaan sebagai fondasi utama membangun kota. Dalam peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke-732 pada Sabtu, 31 Mei 2025, ia menyampaikan bahwa kota ini bukan milik pemerintah, tapi milik warganya.

“Warga yang punya rumah ini. Maka dari itu, mari kita rawat dan bangun kota ini bersama,” ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di halaman Balai Kota. Dikutip dari Jatimpos.co, Minggu, (1/6/2025).

Ia menegaskan, keberhasilan Surabaya adalah hasil kerja sama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Berkat kebersamaan itu, angka kemiskinan berhasil ditekan hingga 3,9 persen, tingkat pengangguran turun menjadi 4,91 persen, dan prevalensi stunting hanya tersisa 1,6 persen.

“Kalau wali kotanya terkenal tapi pelayanan publiknya buruk, maka itu kegagalan. Tapi kalau keduanya seimbang, maka sistem ini berhasil,” ucap Eri.

Cak Eri juga mendorong warga aktif menjaga fasilitas umum, meningkatkan layanan publik, dan melawan praktik pungli serta premanisme. Ia menekankan bahwa jukir liar tidak bisa ditangani sendirian, tapi harus bersama-sama.

“Ayo bersama kita lawan jukir liar dan premanisme. Tidak bisa hanya satu dua orang yang bergerak,” katanya.

Untuk menekan angka pengangguran, Pemkot Surabaya menggulirkan program Padat Karya dan bursa kerja ASSIK (Arek Suroboyo Siap Kerja) yang diprioritaskan bagi warga lama Surabaya. Eri menyampaikan permohonan maaf kepada pendatang baru yang memiliki KTP sejak 2022, karena intervensi kebijakan akan diutamakan bagi warga asli.

“Mohon maaf untuk pendatang baru, kami utamakan warga yang sudah lama tinggal di Surabaya,” ujar Cak Eri.

Di bidang pendidikan, ia meluncurkan program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana, yakni beasiswa kuliah S1 gratis untuk keluarga miskin dan pra miskin sebagai jalan memutus rantai kemiskinan.

“Membangun kota bukan Cuma soal jalan atau gedung, tapi membangun rasa saling membantu dan menghargai antarwarga,” tutup Walikota Surabaya itu.

Surabaya kini berdiri kokoh di usia 732 tahun sebagai kota yang terus tumbuh berkat kolaborasi erat antara pemimpin dan rakyatnya. (ivan)