Gus Yahya Tegaskan Syuriyah Adalah Pimpinan Tertinggi di NU

pemerintahan | 26 Juni 2025 21:31

Gus Yahya Tegaskan Syuriyah Adalah Pimpinan Tertinggi di NU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (dok nuonline)

JAKARTA, PustakaJC.co - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan kembali struktur dasar kepemimpinan dalam NU, bahwa Syuriyah adalah otoritas tertinggi di organisasi, sementara Tanfidziyah bertugas melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Syuriyah.

“Dalam struktur organisasi NU, Syuriyah adalah pimpinan tertinggi. Tanfidziyah melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Syuriyah. Ini prinsip dasar dari muassis NU,” ujar Gus Yahya saat membuka Rapat Koordinasi dan Silaturahmi Nasional PBNU secara daring, Kamis, (26/6/2025) malam, bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1447 H. Dilansir dari nu.or.id, Kamis, (26/6/2025).

Ia menekankan pentingnya disiplin dalam menjalankan sistem yang telah dirancang para pendiri NU. Jika terjadi persoalan di tingkat kepengurusan yang tidak terselesaikan, maka Syuriyah menjadi pengambil keputusan terakhir.

“Ini sistem yang sudah dirancang oleh para muassis. Jangan asal-asalan. Kita harus disiplin. Syuriyah itu otoritas tertinggi. Tanfidziyah harus mengeksekusi kebijakan yang ditetapkan,” tegasnya di hadapan seluruh Ketua PWNU dan PCNU se-Indonesia.

Dalam forum tersebut, Gus Yahya juga mengumumkan rencana konsolidasi nasional melalui program turba (turun ke bawah) ke seluruh Pengurus Wilayah NU (PWNU) mulai Juli 2025. Pertemuan tatap muka ini akan melibatkan Rais ‘Aam, Ketua Umum, dan seluruh jajaran wilayah.

 

“Tujuannya agar kita bisa memperkuat pemahaman bersama dan menyelaraskan langkah-langkah strategis,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga melaporkan bahwa program kaderisasi terus berkembang masif. Pendidikan Dasar Kader Penggerak NU (PD-PKPNU) sudah mencapai lebih dari 1.000 angkatan dan mencetak lebih dari 100.000 kader.

PBNU juga tengah menjalankan program lanjutan, yaitu Pendidikan Menengah Kepemimpinan NU (PMKNU) dan Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKNNU). Program AKNNU sudah dimulai sejak 21 Juni 2025 dengan pelatihan intensif Sabtu-Minggu selama lima bulan.

“Tahun depan, kita akan laksanakan AKNNU dalam model pelatihan yang lebih padat agar efisien. Target kita, tiga hingga lima angkatan per tahun di tiap zona wilayah,” ucap Gus Yahya.

Menutup arahannya, ia mengajak seluruh kader dan pengurus NU untuk menjaga kekompakan serta menguatkan spiritualitas dalam menjalankan amanah besar organisasi.

 

“Tugas kita besar, tantangan kita banyak. Tapi insya Allah, dengan niat tulus dan kebersamaan, NU akan terus menjadi penopang utama umat dan bangsa,” pungkas Ketua PBNU itu. (ivan)