Surabaya Targetkan Pengangguran Turun Jadi 0,4 Persen, Aplikasi ASSIK Jadi Andalan

pemerintahan | 04 Juli 2025 13:36

Surabaya Targetkan Pengangguran Turun Jadi 0,4 Persen, Aplikasi ASSIK Jadi Andalan
Ilustrasi  target Pemkot Surabaya turunkan angka pengangguran terbuka tahun ini hingga 0,4 persen. (dok jawapos)

SURABAYA, PustakaJC.co – Pemerintah Kota Surabaya menargetkan penurunan angka pengangguran terbuka (APT) menjadi hanya 0,4 persen pada 2025. Target ambisius ini dicanangkan setelah keberhasilan menekan APT secara konsisten sejak pandemi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, angka pengangguran di Kota Pahlawan terus menurun dari 9,79 persen pada 2020 menjadi 4,91 persen pada 2024. Tahun ini, Pemkot membidik penurunan lebih lanjut, dengan berbagai strategi digital dan lapangan. Dilansir dari jawapos.com, Jumat, (4/7/2025).

“Tahun ini harapannya bisa turun lagi sampai 0,4 persen atau lebih,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Kamis, (3/7/2025).

Salah satu ujung tombak utama adalah aplikasi Link and Match ASSIK (Arek Suroboyo Siap Kerjo) yang telah menjaring lebih dari 38 ribu pengguna aktif. Aplikasi ini membantu warga usia produktif mencari pekerjaan sesuai keahlian dan standar Upah Minimum Kota (UMK) Surabaya.

“ASSIK sudah digunakan oleh ribuan pencari kerja. Mereka belum tentu menganggur, ada yang sambil berdagang atau ngojek, tetapi ingin pekerjaan penerima upah untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” jelas Hebi.

Aplikasi ini juga berfungsi sebagai pengaman digital dari penipuan lowongan kerja yang marak beredar di media sosial.

“Lowongan di ASSIK sudah terverifikasi, jadi bisa meminimalisir potensi lowongan fiktif. Ini penting agar anak muda produktif bisa kerja di sektor yang sesuai dengan keahlian mereka,” tegasnya.

Selain mengandalkan platform digital, Disperinaker juga melakukan pelatihan kerja, pendataan pencari kerja usia produktif, hingga menyebarluaskan informasi job fair sampai ke tingkat kampung.

Disperinaker juga menggandeng instansi lain seperti DPMPTSP Surabaya. Setiap pengusaha yang mengurus izin usaha didorong untuk mempekerjakan minimal 60 persen tenaga kerja ber-KTP Surabaya.

“Kami ingin pengusaha yang berinvestasi di Surabaya juga menyerap tenaga kerja lokal. Ini bagian dari upaya kolaboratif menurunkan angka pengangguran terbuka,” pungkas Kadis Disperinaker itu.

Dengan berbagai langkah konkret ini, Surabaya menatap 2025 dengan optimisme, menjadikan kota ini sebagai role model penanganan pengangguran berbasis digital dan partisipatif. (ivan)