PROBOLINGGO, PustakaJC.co — Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama sektor swasta terus berkolaborasi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi peternak. Salah satunya, melalui impor 1.080 ekor sapi perah bunting dari Australia yang kini mulai didistribusikan ke lima kabupaten/kota sentra sapi perah di Jatim.
Sapi impor jenis Holstein dan Jersey ini akan dikelola oleh peternak mitra PT Greenfields Indonesia di Malang, Blitar, Kediri, Pasuruan, dan Kota Batu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan optimisme bahwa langkah ini akan mendongkrak produksi susu segar lokal dan memperkuat sektor peternakan.
“Kedatangan 1.080 sapi perah dara bunting ini akan meningkatkan populasi sapi perah sekaligus produksi susu Jatim. Ini juga akan berdampak positif bagi pemerataan ekonomi peternak,” ujar Khofifah, Selasa, (15/7/2025).
Ia menambahkan, produksi susu sangat penting untuk mendukung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Terlebih, sekitar 79 persen kebutuhan susu nasional masih bergantung pada impor.
“Insyaallah tidak akan ada susu peternak yang tidak terbeli karena Greenfields sebagai off taker akan menyerap hasil produksi mereka,” tegasnya.
Data BPS menunjukkan, populasi sapi perah di Jatim sempat turun drastis akibat wabah PMK pada 2022, dari 305.708 ekor (2021) menjadi 282.364 ekor. Namun, sejak 2023 mulai pulih, dan akhir 2024 tercatat 292.265 ekor, menjadikan Jatim penyumbang 60 persen populasi sapi perah nasional.
“Populasi sapi perah Jatim kini sudah kembali meningkat. Kami ingin akselerasi ini terus dijaga agar target swasembada susu bisa tercapai,” tambah Khofifah.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyebut akan ada tambahan 10.000 sapi perah untuk mengisi unit farm baru PT Greenfields di Blitar tahun ini.
“Kami siap bantu perizinannya bersama Kepala Badan Karantina. Ini akan memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Agung.
Sementara itu, Komisaris Utama JAPFA, Syamsir Siregar, menegaskan pentingnya pembinaan berkelanjutan bagi peternak.
“Kami percaya pemberdayaan peternak lokal adalah kunci. Program ini mencakup teknis, pelatihan, dan pembinaan terus-menerus demi menciptakan generasi peternak mandiri,” tuturnya.
Tak hanya Greenfields, dua perusahaan lain—PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi dan PT Bumi Kironggo Joyo Bondowoso—juga mengimpor total 2.200 ekor sapi perah, sehingga total impor 2025 mencapai 3.300 ekor sapi perah.
Gubernur Khofifah berharap sinergi antara pemerintah, swasta, dan peternak dapat terus diperkuat.
“Kami ingin kolaborasi ini menjadi model keberhasilan. Tujuan akhirnya jelas: swasembada susu dan kesejahteraan peternak,” pungkasnya. (ivan)