Dishut Jatim Aktifkan Masyarakat Cegah Karhutla Lewat Pelatihan

pemerintahan | 08 Agustus 2025 14:52

Dishut Jatim Aktifkan Masyarakat Cegah Karhutla Lewat Pelatihan
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi. (dok Instagram @dinaskehutananprovjatim)

SURABAYA, PustakaJC.co – Menghadapi musim kemarau panjang dan ancaman karhutla yang semakin kompleks, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (Dishut Jatim) mendorong pendekatan baru berbasis masyarakat. Melalui pelatihan dan penguatan logistik, warga desa di sekitar hutan dilibatkan secara aktif sebagai garda terdepan pencegahan.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi, menegaskan bahwa penguatan kapasitas SDM dan aktivasi komunitas lokal menjadi fokus utama dalam strategi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Upaya ini dilakukan sebagai respons atas tren karhutla dalam tiga tahun terakhir serta ancaman perubahan iklim yang kian nyata.

“Hingga tahun 2025, kami telah merekrut dan melatih 215 anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), 65 personel Manggala Agni, dan 63 Polisi Kehutanan. Ini bagian dari upaya menyeluruh untuk memperkuat lini pertahanan di lapangan,” ujar Jumadi saat diwawancarai jurnalis PustakaJC.co, Rabu, (6/8/2025).

Penguatan tersebut tidak hanya dari sisi jumlah personel, tetapi juga dari aspek kualitas dan kesiapan teknis. Dishut Jatim secara rutin menggelar pelatihan dan pembinaan yang mencakup:

•Pembinaan Masyarakat Peduli Api

•Peningkatan kapasitas Manggala Agni

•Pembinaan Polisi Kehutanan

•Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan

•Sosialisasi perlindungan hutan

 

“Seluruh personel dibekali keterampilan teknis dan pengetahuan yang memadai, agar respons terhadap kebakaran bisa cepat, tepat, dan aman,” jelas Jumadi.

Tidak berhenti di pelatihan, Dishut Jatim juga menyalurkan berbagai sarana prasarana penunjang kepada para petugas dan relawan, seperti mobil patroli, sepeda motor, baju lapangan, gepyok, jeet shooter, tandon selang, sepatu pelindung, dan peralatan lainnya. Fasilitas ini diberikan untuk menunjang efektivitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara langsung di lapangan.

Secara khusus, keberadaan Masyarakat Peduli Api (MPA) menjadi ujung tombak pengendalian karhutla berbasis komunitas. Anggota MPA direkrut dari masyarakat desa penyangga kawasan hutan dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas, Camat, atau Kepala Desa.

“Mereka kami libatkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari patroli rutin, pemadaman awal, hingga pembuatan sekat bakar. Selain sebagai mitra teknis, MPA juga menjadi penggerak kesadaran masyarakat untuk menjaga hutan,” pungkas Jumadi yang pernah memperoleh penghargaan Best in Innovation Leader Jatim 2023 dalam kategori “Inovasi Sustainability Hasil Hutan”.

Menurut data yang dihimpun dari laporan pengelolaan kawasan hutan di lapangan, luas kebakaran hutan di Jawa Timur pada tahun 2023 tercatat mencapai 12.328,8 hektare. Namun pada tahun 2024, angka tersebut turun drastis menjadi 3.687,24 hektare, atau turun sekitar 70,09 persen.

Penurunan ini terjadi karena pada 2023 wilayah Jawa Timur terdampak fenomena El Nino, yaitu pemanasan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Fenomena ini memicu kekeringan ekstrem yang meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan pada 2024, El Nino tidak terjadi, sehingga potensi kebakaran pun berkurang signifikan.

Di sisi lain, penurunan luas karhutla juga mencerminkan semakin baiknya sistem pengendalian kebakaran yang diterapkan oleh Dishut Jatim bersama berbagai pihak di lapangan.

Untuk tahun 2025, hingga akhir Juli, luas kebakaran hutan yang tercatat hanya sebesar 45,78 hektare. Angka ini menunjukkan efektivitas upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla yang kini makin terstruktur dan melibatkan lebih banyak aktor lokal.

Dengan strategi pelibatan masyarakat dan penguatan kapasitas personel, Dinas Kehutanan Jatim menunjukkan komitmen nyata dalam menghadapi tantangan karhutla di era perubahan iklim. Kolaborasi antara pemerintah, aparat lapangan, dan warga desa menjadi fondasi kuat dalam menjaga kelestarian hutan dan keselamatan lingkungan di Jawa Timur. (ivan)