SURABAYA, PustakaJC.co – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan East Java Economic (Ejavec) 2025 menjadi jembatan strategis bagi akademisi, peneliti, praktisi, dan masyarakat untuk menyumbangkan ide dalam memperkuat daya saing ekonomi Jatim di tengah tantangan global.
Gelaran yang memasuki tahun ke-12 ini diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga serta Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya di Ballroom Hotel Ciputra Surabaya, dilansir dari bhirawaonline.co.id, Rabu, (13/8/2025).
“Dengan provinsi berpenduduk 42 juta jiwa dan kontribusi hampir seperenam perekonomian nasional, Ejavec diharapkan melahirkan gagasan segar. Paper yang masuk juga boleh dari luar Jatim, selama menjadikan Jatim sebagai objek penelitian,” kata Emil.
Emil menyoroti pentingnya memperkuat konsep Gerbang Baru Nusantara agar Jatim tak hanya menerima bahan mentah, tetapi menjadi bagian rantai pasok teknologi dan industri. Ia mencontohkan, misi dagang dan investasi Pemprov Jatim membukukan transaksi Rp500 miliar–Rp1 triliun di berbagai provinsi, termasuk Lampung.
Tantangan ekonomi juga disinggung Emil, salah satunya turunnya kontribusi industri tembakau dari 7% menjadi 6% terhadap PDRB Jatim.
“Kita harus melihat daya beli dari berbagai indikator. Sektor properti lesu, tapi banyak masyarakat kini memilih menyewa atau kos eksklusif dibanding membeli rumah,” ujarnya.
Deputi Kepala BI Jatim Muhammad Noor Nugroho menyebut partisipasi Ejavec 2025 melonjak 230% menjadi 376 naskah, terdiri dari 177 paper umum dan 199 paper mahasiswa. Topik terbanyak membahas produktivitas industri padat karya, pengembangan pertanian dan UMKM, ketahanan pangan, serta sektor pariwisata.
Penelitian di sektor pariwisata menemukan 47% destinasi wisata di Jatim masuk kategori tertinggal dalam adaptasi digital, terutama wisata alam. Solusi yang disarankan adalah pergeseran strategi menuju manajemen reputasi online aktif dan peningkatan pengalaman pengunjung secara langsung.
Seluruh hasil riset akan diterbitkan dalam jurnal EJAVEC yang tahun ini meraih akreditasi SINTA peringkat 3 dari Kemendikbudristek.
“Kita harus cepat mencari solusi setiap hambatan distribusi barang dan jasa, karena 60% PDRB Jatim disumbang konsumsi,” tegas Wagub Jatim itu.
Dengan partisipasi luas dari berbagai kalangan, Ejavec 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi ide dan inovasi adalah kunci membangun ekonomi Jawa Timur yang tangguh dan adaptif menghadapi persaingan global. (ivan)