SURABAYA, PustakaJC.co – Anggota Komisi D DPRD Jatim, Dewanti Rumpoko, menegaskan rencana pengoperasian Trans Jatim koridor Malang bertujuan mempermudah mobilitas warga, bukan mematikan angkot.
Hal itu disampaikan usai pertemuan dengan Dishub Jatim, Dishub Kota Malang, Ketua DPRD, serta Komisi C DPRD Kota Malang. Menurutnya, sebagian sopir angkot menolak karena belum mendapat sosialisasi yang jelas. Dilansir dari surabayapagi.com, Sabtu, (4/10/2025).
“Yang tidak setuju itu karena belum paham. Insya Allah setelah ada titik temu, Dishub harus terus sosialisasi agar sopir dan masyarakat mengerti,” kata Dewanti, Jumat, (3/10/2025).
Ia menegaskan pembagian trayek dan jalur masih dibahas bersama sopir, masyarakat, dan Dishub agar menghasilkan solusi win-win.
“Mahasiswa yang setiap tahun masuk ke Malang hingga 100 ribu orang, juga wisatawan dari Jakarta, bisa diuntungkan dengan layanan ini,” ujarnya.
Dewanti menambahkan, tarif Trans Jatim Rp5 ribu masih disubsidi Pemprov Jatim.
“Hitungan operasional tidak akan tertutup dengan tarif segitu. Tapi manfaatnya besar, menggerakkan ekonomi dan meringankan masyarakat,” jelas Anggota Komisi D DPRD Jatim itu.
Hingga awal 2025, enam koridor Trans Jatim mencatat lebih dari 1,6 juta penumpang. Koridor I (Sidoarjo–Surabaya–Gresik) menjadi yang terpadat dengan 627.946 penumpang. Pemprov menargetkan sistem ini terus berkembang hingga menjangkau Pasuruan, Jombang, dan Malang Raya. (ivan)