Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Resmi Ditutup, Gubernur Khofifah Ucapkan Terima Kasih kepada Semua Pihak

pemerintahan | 08 Oktober 2025 05:01

Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Resmi Ditutup, Gubernur Khofifah Ucapkan Terima Kasih kepada Semua Pihak
Gubernur Khofifah bersama Menteri PU Dody Hanggodo, Kepala Basarnas M. Syafii dan Sekdaprov Adhy Karyono meninjau proses evakuasi terahir runtuhnya bangunan mushola Pondok Pesantren Al Khoziny. (dok jatimpos)

SIDOARJO, PustakaJC.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban runtuhnya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, resmi ditutup. Seluruh tahapan evakuasi dan identifikasi korban telah dinyatakan tuntas.

 

Khofifah meninjau langsung proses akhir evakuasi bersama Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii, dan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, dilansir dari jatimpos, Rabu, (8/10/-2025).

 

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Basarnas, BNPB, BPBD, TNI-Polri, relawan, dan semua elemen masyarakat yang bekerja tanpa henti sejak awal musibah ini terjadi,” ujar Khofifah.

 

 

 

Ia menegaskan, Pemprov Jatim akan tetap 

mendampingi proses pasca-bencana, termasuk pendampingan psikologis dan spiritual bagi para santri.

 

“Pendampingan ini penting agar para santri bisa pulih dari trauma. Ini tanggung jawab bersama antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat,” tambahnya.

 

Khofifah juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

 

“Semoga almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga diberi ketabahan,” ucapnya.

 

 

 

Sementara itu, Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii memastikan seluruh korban telah ditemukan.

 

“Fokus utama kami adalah memastikan semua korban ditemukan dengan aman. Proses pencarian dilakukan hati-hati karena reruntuhan cukup labil,” ujarnya.

 

Usai meninjau lokasi ponpes, Gubernur Khofifah melanjutkan pendampingan kepada keluarga korban di RS Bhayangkara Surabaya. Ia terlihat menenangkan para orang tua santri, termasuk Halimah, ibu dari almarhum Saki Yusuf.

 

“Ibu makan ya, jangan sampai tidak makan. Kalau ibu sakit, nanti malah tidak bisa menemani proses ini,” tutur Khofifah sambil menggenggam tangan Halimah.

 

 

 

Proses identifikasi dilakukan oleh Tim DVI Polda Jatim bersama tim Ante Mortem dan Post Mortem, dibantu pakar forensik Unair. Hasilnya, 17 jenazah telah teridentifikasi—lima di RS Sidoarjo dan dua belas di RS Bhayangkara.

 

“Tim DVI bekerja luar biasa, 24 jam tanpa henti. Kami sangat mengapresiasi dedikasi dan profesionalisme mereka,” kata Khofifah.

 

Gubernur juga berharap seluruh korban yang wafat dalam musibah ini mendapat derajat syahid.

 

 

“Mereka wafat saat menuntut ilmu dan menjalankan ibadah. Insya Allah syahid di sisi Allah SWT,” ucapnya.

 

Khofifah menutup pernyataannya dengan doa dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat.

 

“Terima kasih kepada BNPB, Basarnas, TNI-Polri, DVI, Tagana, dan relawan yang bekerja keras. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala berlipat,” tutupnya. (ivan)