SURABAYA, PustakaJC.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menorehkan prestasi nasional. Kota Pahlawan berhasil meraih Penghargaan BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI pada ajang Apresiasi BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025 di Jakarta, Senin, (27/10/2025).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, kepada Pemkot Surabaya atas keberhasilannya mengoptimalkan potensi daerah dan menyelesaikan berbagai permasalahan melalui inovasi berbasis data. Dilansir dari jatimpos.co, Selasa, (28/10/2025).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penghargaan ini merupakan hasil dari inovasi unggulan kota, yakni Dashboard Satu Data Realtime Penggerak Ekonomi Masyarakat.
“Penghargaan ini bukti komitmen Pemkot Surabaya dalam memanfaatkan teknologi dan data untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Eri menambahkan, dashboard tersebut mengintegrasikan data pembangunan dari berbagai OPD secara real-time dan memantau program strategis seperti Gerakan Pangan Murah, Tanam Cepat Panen, dan E-Peken Surabaya.
“Dashboard ini bukan sekadar alat monitoring, tapi menjadi instrumen strategis dalam menggerakkan ekonomi masyarakat melalui program yang terukur dan berbasis bukti. Kami akan terus berinovasi,”tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menjelaskan bahwa BRIN melakukan penilaian terhadap 24 provinsi, 187 kabupaten, dan 41 kota yang telah membentuk BRIDA/BAPPERIDA.
“Penilaian didasarkan pada dua indikator, yaitu kinerja rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan serta peran BRIDA dalam optimalisasi potensi dan penyelesaian masalah daerah,” terangnya.
Irvan menambahkan, implementasi Dashboard Satu Data Realtime terbukti meningkatkan efektivitas program pengentasan kemiskinan dan stunting, mempercepat respons pemerintah terhadap masalah ekonomi, serta meningkatkan transparansi dan efisiensi anggaran.
“Penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus mengembangkan inovasi strategis menuju Smart City Surabaya yang inklusif, responsif, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (ivan)
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                