PROBOLINGGO, PustakaJC.co - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, mengajak mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) untuk terus berperan aktif sebagai agen perubahan yang membawa kemajuan sosial dan pembangunan bangsa. Pernyataan ini disampaikan saat Pembukaan Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara di Universitas Nurul Jadid Paiton, Sabtu, (17/5/2025).
“Mahasiswa itu bukan hanya status di KTP. Di kehidupan nyata, kalian adalah agent of change atau agen perubahan,” kata Adhy Karyono.
Adhy menyampaikan bahwa mahasiswa NU memiliki keistimewaan sebagai paduan antara ilmu dan iman.
“Kalau negara ini startup, kalian foundernya. Mahasiswa Islam adalah paket lengkap antara nalar logis dan spiritualitas. Kalian memikirkan dunia dan akhirat,” ujar yang Adhy.
Selain itu, Sekdaprov menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi digital sebagai media dakwah dan penyebaran nilai-nilai positif. “Para kiai berdakwah lewat mimbar, sekarang adik-adik bisa memanfaatkan Twitter, Instagram, bahkan TikTok dengan algoritma yang efektif,” katanya.
Namun, Adhy juga mengingatkan agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan tidak hanya bergantung pada teknologi seperti ChatGPT.
“Mahasiswa muslim harus bisa menulis dan berpikir kritis. Indonesia butuh pemimpin Islami yang melek teknologi,” tambah Sekdaprov itu.
Wakil Menteri Dikti Saintek, Fauzan, turut menekankan peran penting mahasiswa dalam riset dan pengabdian masyarakat melalui program “Mahasiswa Berdampak” yang didukung dengan anggaran hingga Rp150 juta per proposal.
“Program ini mendorong mahasiswa tidak hanya menggelar kongres, tapi juga berkontribusi langsung kepada masyarakat dengan ilmu yang mereka miliki,” jelas Fauzan.
Menurut Fauzan, kampus-kampus NU yang tersebar luas di Indonesia memiliki potensi besar menjadi ekosistem yang kokoh dalam menyelesaikan berbagai masalah sosial.
“Jika kita berkolaborasi secara masif dan efektif, banyak masalah masyarakat bisa terselesaikan,” pungkas Wakil Menteri Dikti Saintek.
Kongres BEM PTNU ke-VIII ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran mahasiswa NU sebagai pemimpin masa depan yang mengintegrasikan ilmu, iman, dan teknologi demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. (ivan)