Fesyen Dongkrak Ekonomi Kreatif Jatim Hampir 10 Persen dari Rp300 Triliun

parlemen | 09 Juni 2025 11:50

Fesyen Dongkrak Ekonomi Kreatif Jatim Hampir 10 Persen dari Rp300 Triliun
PLT. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak (tengah), dalam acara Fashionology 2025 di Ciputra World Mall Surabaya.

SURABAYA, PustakaJC.co - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan bahwa subsektor fesyen menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kreatif (ekraf) Jawa Timur.

“Ekonomi kreatif pada tahun 2023, angka yang paling update memberikan nilai tambah Rp300 triliun di Jawa Timur. Hampir 10%-nya dari fesyen,” kata Emil dalam acara Fashionology 2025 di Ciputra World Mall Surabaya, Sabtu, (7/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa fesyen saat ini bukan hanya soal gaya dan tren, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan membuka lapangan kerja baru di daerah.

Lebih jauh, Emil menyebut Jawa Timur menyumbang 20,85 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif nasional di bidang fesyen. Angka ini jauh melampaui capaian rata-rata nasional yang tercatat sebesar 14 persen.

 

“Ekraf ini akan semakin maju kalau ada kolaborasi bersama. Kita sering dengar triple helix: perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha. Apalagi kalau lulusan dari perguruan tinggi bisa kembangkan merek mereka sendiri,” ujar PLT gubernur Jawa Timur itu.

Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Baschin Emil Dardak, menegaskan pihaknya terus mendorong keterlibatan generasi muda dalam pengembangan ekonomi kreatif, khususnya di sektor fesyen.

“Kami menyadari bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai pusat inovasi dan kreativitas. Kolaborasi ini tidak hanya memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi, tetapi juga menciptakan sinergi antara dunia akademik dan industri kreatif lokal,” ujar Arumi.

Menurut Arumi, fesyen adalah subsektor unggulan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja muda, meningkatkan daya saing produk lokal, sekaligus mengangkat budaya dan kearifan lokal Jawa Timur ke kancah nasional dan internasional.

“Melalui pembinaan, pelatihan, hingga program inkubasi bersama para mitra kampus, kami ingin mendorong lahirnya desainer muda berbakat yang mampu bersaing di pasar nasional maupun global, dengan tetap menjunjung identitas lokal,” tambah Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jatim.

Program kolaboratif ini mencakup berbagai kegiatan seperti workshop desain fesyen, pameran karya mahasiswa, kompetisi desain busana berbasis sastra daerah, hingga pelatihan kewirausahaan kreatif.

Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan pendidikan tinggi, sektor fesyen Jawa Timur tidak hanya tampil sebagai ikon budaya tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi baru. Harapannya, dukungan ini dapat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan bagi generasi muda. (ivan)