Sebagaimana kebanyakan orang, individu yang berada di spektrum otak berbeda pun lebih suka dihargai dengan mengenal mereka lebih jauh dan mendalam. Tidak langsung menghakimi, lantaran hanya melihat sisi negatifnya saja.
Misal, mengutip Alpas.id, sebagian besar orang mengasumsikan individu autistik sebagai individu yang tidak memiliki perasaan tertarik bahkan berempati kepada orang lain. Padahal, individu autistik bisa berempati, malah lebih intens daripada individu-individu lainnya. Hanya saja, cara mengungkapkannya berbeda betul dengan konstruksi sosial.
Sahabat bisa ikut serta mendukung gerakan neurodiversity dengan berbagai cara. Di ruang lingkup perkantoran, Sahabat bisa menanyakan kesulitan dan kemudahan yang dialami oleh individu yang berada di spektrum otak yang berbeda. Tanyakan dan pahami, kontribusi lebih apa yang bisa mereka diberikan dengan kondisi yang mereka alami.