SURABAYA, PustakaJC.co - Temuan dari sejumlah survei mengindikasikan adanya tren mengkhawatirkan terkait radikalisme di kalangan muda. Survei Alvara mencatat bahwa 23 persen mahasiswa menyatakan setuju dengan jihad untuk mendirikan khilafah, sementara 18 persen menilai sistem khilafah lebih ideal dibandingkan dengan bentuk negara NKRI.
Data serupa juga diungkap oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta pada 2018, yang menunjukkan 58,5 persen mahasiswa dan 46,09 persen dosen serta guru mendukung khilafah sebagai sistem pemerintahan alternatif menggantikan NKRI.
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, Prof. Dr. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag., menekankan pentingnya membangun pemahaman keagamaan yang inklusif dan pluralis di lembaga pendidikan. Pernyataan ini disampaikan dalam International Seminar bertajuk "Reinterpreting Islam: Addressing Misinterpretations and Reviving Authentic Practices” yang digelar oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis (24/04/2025).