Strategi keempat adalah pengembangan bahan ajar yang mengedepankan nilai-nilai Islam universal seperti keadilan, kasih sayang, dan kemanusiaan. Materi pembelajaran agama perlu disusun secara inklusif, bukan eksklusif.
Dalam penutupnya, Prof. Titik menekankan bahwa upaya deradikalisasi tafsir Al-Qur’an menjadi langkah krusial untuk meluruskan pemahaman keliru tentang jihad, kafir, dan khilafah.
“Pendidikan Islam yang moderat dan ramah terhadap perbedaan sangat dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat yang damai dan toleran,” ujarnya.
Seminar internasional ini turut menghadirkan pembicara dari Malaysia, yakni Prof. Madya Dr. Anas bin Mohd Yunus dan Prof. Madya Dr. Mohd Syafiee bin Hamzah dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UnisZA). (nov)