“Kami belum berpikir jauh ke sana. Karena kami hanya menuntaskan kurikulum yang ada, biar sukses menuju pendidikan yang lebih maju dan berkualitas. Kalau pun nanti ada program AI masuk sekolah, ya pasti akan turut mendukung,” tambah eks Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur ini.
Masih terkait potensi tantangan implementasi AI di daerah, seperti kesiapan infrastruktur, anggaran, hingga sumber daya manusia, Dinas juga belum melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kemendikbud maupun Pemerintah Provinsi. Namun demikian, kesiapan untuk bergerak cepat tetap menjadi komitmen jika regulasi dari pusat telah resmi dikeluarkan.
Langkah antisipatif dari daerah akan menjadi penting agar kebijakan strategis ini tak hanya berdampak di kota besar atau sekolah unggulan, melainkan juga menyentuh sekolah-sekolah di wilayah pinggiran dan tertinggal di Jawa Timur. (ivan)