“Saya ingin Arek-arek Surabaya banyak berinteraksi dengan keluarga, banyak berinteraksi dengan masyarakat. Itu akan membentuk karakter anak, dan semua itu sudah kita terapkan sejak 2022,” ujar Eri.
Menurutnya, program ini berdampak positif karena mampu mengarahkan siswa pada hal-hal yang membangun, seperti kedisiplinan, rasa cinta tanah air, dan menjauhkan mereka dari kenakalan remaja.
“Pembentukan karakter tidak hanya dilakukan oleh orang tua atau guru saja, tetapi keduanya. Dan alhamdulillah, ini sudah berjalan di Surabaya,” pungkas Walikota Surabaya itu.
Surabaya menunjukkan bahwa inovasi pendidikan tak melulu soal kurikulum, tapi soal keberanian mengambil langkah berani demi generasi yang lebih baik. (ivan)