Eri Cahyadi Sebut Sekolah Jam 0630 WIB Bukan Hal Baru

pendidikan | 13 Juni 2025 06:28

Eri Cahyadi Sebut Sekolah Jam 0630 WIB Bukan Hal Baru
Wali Kota Eri Cahyadi saat meninjau sekolah dasar beberapa pekan lalu. (dok jawapos)

SURABAYA, PustakaJC.co - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa kebijakan sekolah dimulai pukul 06.30 WIB bukanlah hal baru. Program tersebut sudah diterapkan lebih dulu di Surabaya sejak awal tahun 2022 melalui kebijakan Sekolah Arek Suroboyo (SAS).

 

“Masuknya itu mulai pukul 06.30 WIB – 11.30 WIB, karena waktunya kita sampai sholat Duhur. Setelah berjamaah, langsung kita melakukan sekolah kebangsaan, wawasan kebangsaan, dan bakat minat,” ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi  di Surabaya, dikutip dari jawapos.com, Jumat, (13/6/2025).

Dengan sistem ini, kata Eri, para siswa SD dan SMP di Surabaya diajarkan nilai-nilai kebangsaan sejak pagi hari sekaligus diarahkan pada kegiatan positif yang sesuai minat dan bakat mereka.

Tak hanya soal jam masuk, Pemkot Surabaya juga melakukan terobosan lain di sektor pendidikan: menghapus Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa sejak 2022. Langkah ini bertujuan mengurangi beban belajar di rumah dan memperkuat waktu berkualitas bersama keluarga.

“Karena adanya sekolah kebangsaan itu, siswa bisa sekaligus menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah. Sehingga setelah pulang ke rumah, dia tidak ada lagi PR yang dibebankan,” jelasnya.

Eri juga menegaskan bahwa pendidikan karakter tidak cukup hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga perlu keterlibatan keluarga dan lingkungan sekitar.

“Saya ingin Arek-arek Surabaya banyak berinteraksi dengan keluarga, banyak berinteraksi dengan masyarakat. Itu akan membentuk karakter anak, dan semua itu sudah kita terapkan sejak 2022,” ujar Eri.

Menurutnya, program ini berdampak positif karena mampu mengarahkan siswa pada hal-hal yang membangun, seperti kedisiplinan, rasa cinta tanah air, dan menjauhkan mereka dari kenakalan remaja.

“Pembentukan karakter tidak hanya dilakukan oleh orang tua atau guru saja, tetapi keduanya. Dan alhamdulillah, ini sudah berjalan di Surabaya,” pungkas Walikota Surabaya itu.

Surabaya menunjukkan bahwa inovasi pendidikan tak melulu soal kurikulum, tapi soal keberanian mengambil langkah berani demi generasi yang lebih baik. (ivan)