YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, menegaskan pentingnya penguatan literasi dan kemahiran berbahasa sebagai fondasi utama dalam pembangunan karakter dan pola pikir generasi muda. Ia menyampaikan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia tidak hanya berhenti pada aspek komunikasi, tetapi juga harus menanamkan logika berpikir, kemampuan menyusun argumen secara runtut, serta keadaban dalam berbahasa.
Menurutnya, Bahasa Indonesia merupakan simbol kedaulatan budaya yang harus dijaga melalui pendidikan yang bermutu dan kolaboratif. Melalui dukungan dari Badan Bahasa, ia mendorong penguatan peran guru sebagai agen transformasi bahasa dan memperluas pembelajaran lintas disiplin. Hal ini agar penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dapat terserap di seluruh ekosistem pendidikan dan ruang publik.
“Permasalahan yang kita hadapi saat ini bukan terletak pada ketidakmampuan membaca huruf, melainkan pada ketidakmampuan memahami makna dari bacaan tersebut. Inilah yang disebut sebagai fungsional reading, kemampuan untuk tidak hanya membaca, tetapi juga memahami dan memaknai isi bacaan secara utuh. Oleh karena itu, Trigatra Bangun Bahasa harus kita bangun bersama-sama, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” ujar Abdul Mu’ti di Gedung A, dilansir dari laman resmi kemendikdasmen, Jumat (27/6/2025)