Meski Dipangkas Rp37,9 Miliar, DPRD Pastikan Pendidikan Surabaya Tak Terganggu

pendidikan | 20 Agustus 2025 05:38

Meski Dipangkas Rp37,9 Miliar, DPRD Pastikan Pendidikan Surabaya Tak Terganggu
Ketua Komisi D DPRD Surabaya dr Akmarawita Kadir. (dok jatimpos)

SURABAYA, PustakaJC.co– Anggaran pendidikan Kota Surabaya tahun 2025 mengalami pengurangan sebesar Rp37,9 miliar dari total Rp2,35 triliun. Namun, DPRD Kota Surabaya memastikan pemangkasan tersebut tidak akan menghambat program prioritas, mulai pembangunan sekolah baru, rehabilitasi gedung, hingga gaji guru.

Hal itu ditegaskan Ketua Komisi D DPRD Surabaya, dr. Akmarawita Kadir, usai rapat evaluasi bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) pada Selasa, (19/8/2025).

“Pemotongan ini tidak akan mengganggu program prioritas. Sekolah baru tetap jalan, rehabilitasi tetap lanjut, dan gaji guru tetap aman,” ujar Akmarawita, dilansir dari jatimpos.co, Rabu, (20/8/2025).

Dalam rapat yang juga dihadiri Kadispendik Surabaya Yusuf Masruh, sejumlah persoalan turut dibahas. Salah satunya rendahnya realisasi pengadaan perlengkapan sekolah yang baru tercapai 1,73 persen hingga semester pertama. Anggota Komisi D, dr. Michael Leksodimulyo, mempertanyakan apakah target minimal 80 persen bisa dikejar dalam tiga bulan ke depan.

Selain itu, Michael menyoroti ketidakseimbangan alokasi dana pengembangan karir pendidik. “Ada yang kekurangan sekitar Rp1,5 miliar, sementara di sisi lain ada sisa Rp2,3 hingga Rp3,5 miliar. Kenapa bisa timpang seperti ini? Apakah bisa dievaluasi ke depan?” ucapnya.

Menanggapi hal itu, Kadispendik Yusuf Masruh menjelaskan bahwa kebutuhan berbeda di tiap jenjang menjadi penyebab. Guru SD dan SMP mayoritas sudah S1, sedangkan di PAUD masih banyak yang belum memenuhi kualifikasi. Karena itu, alokasi pengembangan lebih besar untuk PAUD.

Yang cukup menggembirakan, lanjut Akmarawita, tahun ini Pemkot Surabaya memberikan 200 beasiswa S1 untuk guru PAUD berusia di bawah 50 tahun, sementara pemerintah pusat mengakomodasi guru usia 50–55 tahun. Program ini bekerja sama dengan UNESA.

“Kalau dihitung, satu guru mendapatkan anggaran Rp6 juta per semester atau Rp24 juta selama empat semester. Ini bentuk keseriusan Pemkot meningkatkan kualitas pendidikan sejak jenjang PAUD,” jelas Akmarawita.

Sementara itu, pembangunan tiga SMP baru di Tambak Wedi, Waru Gunung, dan Medokan Ayu dipastikan tetap berlanjut meski dilakukan bertahap sesuai grand design.

Meski menghadapi keterbatasan anggaran, DPRD dan Pemkot Surabaya menegaskan komitmen menjaga mutu pendidikan tidak berubah. Dengan strategi bertahap dan sinergi berbagai pihak, Surabaya optimistis mampu menjaga standar pendidikan unggul di tengah tantangan. (ivan)