Selain itu, ia menekankan luasnya peluang kerja lintas disiplin melalui kolaborasi antara Dinas Pendidikan Jatim dan dunia usaha dunia industri (DUDIKA). Di antaranya melalui program Milenial Job Center dan Merdeka Berkarir yang memungkinkan pelajar menjelajah lebih dari satu kompetensi. Industri pun kini membuka kebutuhan lebih beragam, termasuk kerja sama Dindik Jatim dengan United Tractors serta Apotek K24 yang membutuhkan SDM mulai dari operator alat berat hingga tenaga IT dan multimedia.
Emil juga memaparkan tren positif keterserapan lulusan SMK Jatim pada 2024. Sebanyak 49,18 persen telah bekerja, 24 persen berwirausaha, dan rata-rata masa tunggu bekerja hanya 3,3 bulan. Ia menilai momentum tersebut harus dimanfaatkan untuk memaksimalkan peluang kerja, termasuk ke luar negeri.
Menurut Emil, kesempatan kerja internasional semakin terbuka lebar. Taiwan membuka sekitar 15 ribu lowongan kerja, Jepang membutuhkan lebih dari 345 ribu tenaga kerja melalui skema Specified Skilled Worker (SSW), dan Korea juga menawarkan peluang di banyak sektor.
“Jangan menunggu lulus baru belajar bahasa. Mulai dari kelas 9 atau 10 sudah harus disiapkan. Ini proses panjang,” tegasnya.