Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan komitmennya meningkatkan keterserapan lulusan SMK melalui tiga langkah strategis.
Pertama, memperkuat link and match dengan DUDIKA. Industri didorong untuk hadir lebih banyak di sekolah, mengajar, hingga memberi praktik langsung.
“Ini yang dibutuhkan anak-anak kita,” kata Aries.
Kedua, mempercepat sertifikasi dan penyediaan micro-credential. Sekitar 5.000 siswa telah mengantongi paspor kompetensi yang diakui sebagai modal penting untuk bersaing di pasar global. Aries menekankan pentingnya karakter kerja yang kuat.
“Ada anak yang dipulangkan dari Jepang karena masalah disiplin. Ini harus diperbaiki,” ujarnya.
Ketiga, memperluas perlindungan dan akses pasar kerja, termasuk bagi peserta magang dan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dindik Jatim memastikan program magang tidak berhenti sebagai kewajiban sekolah, tetapi berkelanjutan hingga penempatan kerja.
Dengan kolaborasi pendidikan, industri, dan penguasaan bahasa asing, Emil dan Dindik Jatim optimistis lulusan SMK mampu bersaing tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di pasar global. (ivan)