Pemberontakan sering dilakukan oleh Emmy Saelan, terlebih ketika ia bekerja di rumah sakit Stella Maris milik Belanda. Ia sering kali membantu para tawanan dari segi medis maupun membantu mereka melarikan diri. Ketika itu, ia dipindahkan ke rumah sakit lain namun Emmy tak nyaman. Maka ia memutuskan untuk berhenti dan menjadi seorang yang melawan Belanda secara nyata.
LAPRIS dikomandoi oleh Ranggong Daeng Romo. Setelah itu, Emmy bergabung dengan Harimau Indonesia. Perampasan senjata, pelucutan, hingga penyergapan pasukan Belanda sering digencarkan oleh Laskar Harimau.
Bagi Belanda, perlawanan seperti ini sangat mengancam kedudukan mereka. Maka dari itu, Belanda mendatangkan pasukan lagi yang dipimpin oleh Westerling yang dikenal sangat kejam. Berbagai strategi yang dilakukan Westerling membuat para pejuang Harimau Indonesia terdesak.
Menurut situs metanoiac.id, tibalah suatu malam pasukan Monginsidi dan Emmy Saelan berpisah akibat kepungan Belanda. Saat itu, Emmy memimpin kurang lebih empat puluh orang dengan senjata seadanya.