Salah satu bentuk perjuangan dari Guru Mughni adalah proses pembangunan Masjid Baitul Mughni pada tahun 1901 dengan biaya sendiri dan di atas tanahnya sendiri. Dirinya saat itu menolak tunduk kepada aturan-aturan ketat dari pihak Belanda.
"Umpamanya minggu besok (salat) Jumatnya, itu harus izin dari pemerintah Belanda waktu itu. Nah, beliau pernah minta, Masjid ini supaya digunakan untuk jumatan, tidak diperkenankan. Kemudian... beliau tetap memberanikan diri,” ucap HA. Taufiq Rahmat, Pengurus Umum Masjid Baitul Mughni, mengutip Validnews.
Pada masa itu, pembangunan dan aktivitas masjid memang membutuhkan rekomendasi dari pihak Belanda. Tetapi, Belanda atas pertimbangan Snouck Hurgronje tidak mengeluarkan rekomendasi.