Pernah berada di masa keterpurukan, perusahaan bisnis yang Toto rintis juga terkena dampak dari masa krisis yang terjadi pada tahun 1998. Kala itu, Toto memboyong semua pegawai termasuk keluarga mereka untuk pindah ke Bali sebagai salah satu tempat yang dinilai paling aman.
Di Bali, Toto membentuk Balicamp, anak perusahaan Sigma yang berfokus pada software development untuk menyasar klien perusahaan asing atau internasional. Tak disangka, Balicamp yang nyatanya membuat Sigma Group semakin besar, dari yang awalnya hanya terdiri dari beberapa orang kemudian tumbuh dengan perusahaan skala besar yang sudah memiliki ratusan pegawai.
Terus mendulang kesukseskan, pada tahun 2007 Sigma disasar oleh pemerintah untuk menjadi bagian perusahaan negara melaui BUMN Telkom Group. Bukan tanpa alasan, kala itu pemerintah ingin perusahaan teknologi tersebut mengembangkan infrastruktur teknologi dalam negeri.
Melihat jika perusahaan rintisannya sudah cukup matang dan Toto merasa jika apa yang ia miliki bisa berkembang untuk tujuan yang lebih mulia, ia akhirnya sepakat untuk melepas Sigma.