SURABAYA, PustakaJC.co - Sebuah kampung di Dusun Magersari, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur punya catatan sejarah penting bagi perjuangan kemerdekaan. Di tempat inilah Jenderal Besar Soedirman pernah menginap selama 9 hari.
Karena itulah, di kampung ini berdiri sebuah monumen untuk memperingati momen perang gerilya Jenderal Besar Soedirman. Hal yang lebih menarik adalah di desa itu juga ada seorang wanita sepuh yang dahulu menjadi juru masak sang jenderal.
Dalam video yang diunggah oleh channel Youtube Kung Danuji diperlihatkan di usia senjanya, wanita bernama Jirah itu masih tampak sehat dan segar. Padahal usia dari Mbah Jirah sudah mencapai 110 tahun.
Mbah Jirah menceritakan Jenderal Soedirman saat itu tidur di rumah warga dengan menggunakan tempat tidur yang seadanya. Yaitu sebuah dipan yang terbuat dari potongan bambu, tikar dari daun sebagai alas tidur, dan selimut sarung.
“Tidur ya pakai mbayang (dipan bambu) dan pakai alas kloso pandan (tikar dari daun pandan) dan selimutnya pakai sarung,” ucap Mbah Jirah yang dimuat dari Merdeka.
Mbah Jirah menuturkan sosok Jenderal Soedirman adalah orang yang sangat sederhana. Di tengah perang yang berkecamuk, Jenderal Soedirman hanya dikawal oleh 60 orang.
Selamat tinggal di kampung itu, Mbah Jirah menjadi tukang masak yang setiap hari bertugas memenuhi kebutuhan pokok Jenderal Soedirman dan rombongannya.
Dikatakan olehnya, menu yang disantap oleh Jenderal Soedirman pun sangat sederhana, yaitu nasi dan sayur nangka. Nasi yang dimasak pun sangat sedikit karena saat itu beras masih langka.
“Makannya ya nasi, sayurnya nangka muda, ya nangka muda saja. Ya kadang ada kelapanya (santan) kalau nggak ada ya biasa. Nasinya segini (satu kepal),” ucap Mbah Jirah.
Mengutip buku 693 KM Jejak Gerilya Sudirman, Jenderal Soedirman harus melakukan perang gerilya melawan Belanda saat agresi militer. Salah satu yang diikhtiarkan adalah melakukan gerilya sejauh 693 KM dari Yogyakarta menuju Jawa Timur.
Hal ini dilakukan setelah kota pelajar itu dihancurkan militer Eropa karena dijadikan Ibu Kota Indonesia, pengganti Batavia. Sembari menghindari kejaran Belanda, Soedirman kemudian melakukan taktik serangan misterius lewat hutan yang kini dikenal dengan sebutan gerilya.
Wilayah yang dilewati oleh Jenderal Soedirman adalah Kabupaten Nganjuk, ketika itu dirinya singgah selama 9 hari di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret dan tinggal di rumah seorang warga bernama Kedah.
Di masa singgah, Jirah tidak pernah mengalami kesulitan memasak makanan untuk kebutuhan perang gerilya tersebut. Satu hal yang ia ingat adalah makanan kesukaan Jenderal Soedirman adalah sayur tewel.
Disampaikan Jirah, bahwa ketika itu Jenderal Sudirman singgah di rumah saudaranya karena sakit. Momen itu, jadi hal yang paling berkesan baginya karena bisa membantu upaya para pahlawan merebut kemerdekaan.
“Apa yang ada di kebun saja seperti sayur tewel, beliau tidak pernah menolak dan selalu suka memakannya,” kata Jirah yang sudah sangat sepuh itu. (int)