Namun, namanya justru hilang dari deretan ketua umum Sarbumusi dalam catatan resmi organisasi tersebut. Beberapa sumber menyebut KH Thohir Bakri sebagai ketua pertama, meski tidak ditemukan dokumen resmi yang mendukung klaim tersebut. Justru dokumen Muktamar NU 1956 dan buku kenang-kenangan NU tahun 1959 menyebut Murtadji Bisri sebagai Ketua PB Sarbumusi.
“Ini seharusnya menjadi koreksi sejarah,” tulis Ajie Najmuddin, kolumnis NU Online. Kiprah Murtadji juga terlihat lewat penyelenggaraan Kursus Perburuhan Sarbumusi yang tak hanya membahas isu buruh, tapi juga agama, ideologi, hingga tata negara cerminan watak NU yang menyatu dengan perjuangan sosial.
Murtadji wafat pada 17 November 1977 di Surabaya. Meski jasanya besar, namanya nyaris terlupakan dalam sejarah gerakan buruh NU. (ivan)