Di masa itu, Rosyad Sholeh ikut terlibat dalam upaya merumuskan skema penurunan biaya ONH (Ongkos Naik Haji), salah satu isu sensitif yang penuh tantangan. Meskipun gagasan tersebut belum berhasil diwujudkan, perannya menunjukkan keberanian untuk memperjuangkan kepentingan umat di balik layar, tanpa riuh pemberitaan.
Rosyad bukan tipikal pemimpin yang haus panggung. Ia bekerja rapi, teliti, dan jauh dari hiruk-pikuk popularitas. Rekan-rekannya mengenalnya sebagai sosok santun yang konsisten dan disiplin. Ia adalah penggerak sunyi—diam, tetapi menentukan. Di tangannya, administrasi menjadi alat pelayanan umat, bukan sekadar tumpukan dokumen.
Selepas pensiun dari birokrasi, Rosyad Sholeh justru semakin aktif di Muhammadiyah. Ia merupakan salah satu pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bersama tokoh-tokoh penting seperti Mohamad Djazman Al Kindi dan Sudibyo Markus. Ia menjadi Anggota PP Muhammadiyah sejak 1975, dipercaya sebagai Sekretaris, Wakil Ketua, bahkan Sekretaris Umum hingga 2010. Meski tak lagi menjabat, ia tetap diminta sebagai konsultan amal usaha Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.