Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Astin dan Sumini. Sejak muda, Marsinah dikenal sederhana dan pantang menyerah. Ia bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS), pabrik arloji di Porong, Sidoarjo.
Gajinya yang pas-pasan membuatnya juga berjualan nasi bungkus seharga Rp150 per porsi di sekitar pabrik. “Ia itu tidak pernah mengeluh,” kenang seorang rekan sesama buruh dalam arsip pemberitaan lama. Marsinah memperjuangkan hidupnya dengan kerja keras, sekaligus memperjuangkan keadilan bagi rekan-rekannya.
Ketika 13 buruh PT CPS dipanggil ke Kodim 0816 Sidoarjo dan dipaksa mengundurkan diri, Marsinah tak tinggal diam. Ia menulis surat kepada teman-temannya agar berani menghadapi interogasi, bahkan berikrar akan membawa kasus itu ke jalur hukum.