Selain aktif di organisasi, Kiai Ubaid juga menyoroti minimnya dukungan pendanaan riset kader NU. Menurutnya, ilmu yang tidak diamalkan akan kehilangan makna, sehingga muktamar ini hadir sebagai ruang silaturahmi intelektual lintas disiplin bagi para ilmuwan NU.
Ketua PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin, menilai kiprah Kiai Ubaid sejalan dengan upaya memperluas perhatian NU pada kebutuhan riil umat, mulai dari teknologi, ekonomi, pendidikan, hingga kemandirian pangan. Ia menegaskan bahwa muktamar ini bukan bentuk persaingan, melainkan pelengkap yang memperluas sudut pandang NU dalam menghadapi tantangan zaman.
Kiai Ubaid menegaskan, keberadaan kader NU di berbagai bidang ilmu adalah modal besar untuk menjaga relevansi organisasi di tengah masyarakat modern. (ivan)