PEKALONGAN, PustakaJC.co – Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh, dikenal sebagai tokoh yang mendorong Nahdlatul Ulama (NU) memperluas ruang keilmuan di luar tradisi pesantren. Dalam Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-3 di Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid atau UIN Gus Dur Pekalongan, Ahad, (16/11/2025), Kiai Ubaid menekankan pentingnya pengembangan ilmu modern untuk menjawab tantangan masyarakat yang semakin kompleks.
Sejak awal terjun ke kepengurusan NU, Kiai Ubaid dikenal aktif mengoordinasi bahtsul masail. Namun, ia menilai metode tradisional itu kini tidak cukup untuk menghadapi isu-isu sosial, ekonomi, teknologi, dan kesehatan. Dilansir dari nu.or.id, Senin, (17/11/2025).
“Pengkhidmatan sekarang tidak cukup hanya sebatas bimbingan keagamaan. NU harus merekrut kader dari berbagai bidang ilmu,” ujarnya.
Selain aktif di organisasi, Kiai Ubaid juga menyoroti minimnya dukungan pendanaan riset kader NU. Menurutnya, ilmu yang tidak diamalkan akan kehilangan makna, sehingga muktamar ini hadir sebagai ruang silaturahmi intelektual lintas disiplin bagi para ilmuwan NU.
Ketua PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin, menilai kiprah Kiai Ubaid sejalan dengan upaya memperluas perhatian NU pada kebutuhan riil umat, mulai dari teknologi, ekonomi, pendidikan, hingga kemandirian pangan. Ia menegaskan bahwa muktamar ini bukan bentuk persaingan, melainkan pelengkap yang memperluas sudut pandang NU dalam menghadapi tantangan zaman.
Kiai Ubaid menegaskan, keberadaan kader NU di berbagai bidang ilmu adalah modal besar untuk menjaga relevansi organisasi di tengah masyarakat modern. (ivan)