Setelah kejadian tersebut banyak orang-orang sakti yang berdatangan dan ingin tinggal di daerah Kampung Pitu. Namun yang bertahan hanya tinggal tujuh orang sedangkan yang lain meninggal.
"Sekarang pusakanya di mana ya engga kelihatan, tapi ada. Gunung Nglanggeran itu kan kepalanya Gunung Merapi, jadi memang sakral, tanahnya berbahaya di sini. Enggak semua orang kuat tinggal di sini," ungkap Redjo, yang masih keturunan Eyang Iro Kromo.
Redjo kini sudah berusia sekitar 103 tahun, tapi catatan-catatan dari beliaulah yang menjadi warisan bagi anak keturunan warga Kampung Pitu kelak. Redjo mengatakan, bahwa desanya ini telah ada sejak 1400-an. Namun hal yang menariknya adalah selama waktu yang begitu panjang, desa tersebut baru memiliki empat juru kunci.
"Kalau dihitung enggak masuk akal ya? Masa 600 tahun juru kuncinya baru empat? Tapi eyang saya itu pas meninggal tahun 1925 umurnya 210 tahun, orang dulu memang sakti mandraguna," jelas Rejo pada Vice.