RS Mardi Santoso Surabaya, Rumah Sakit dengan Arsitektur Klasik Modern yang Terbengkalai

wisata | 02 Mei 2025 16:06

RS Mardi Santoso Surabaya, Rumah Sakit dengan Arsitektur Klasik Modern yang Terbengkalai
RS Mardi Santoso (dok travelid)

SURABAYA, PustakaJC.co - Bangunan megah terlihat terbengkalai di Jalan Bubutan Surabaya. Padahal dulu, bangunan berarsitektur klasik modern ini adalah sebuah rumah sakit bernama Rumah Sakit (RS) Mardi Santoso.

 

Dinukil dari travelid, bangunan ini berdiri pada tahun 1912 oleh perkumpulan gereja. Bangunan bernama Meesjesweeshuis ini awalnya diperuntukkan sebagai panti asuhan putri Protestan.

 

Sebelumnya, anak-anak panti asuhan ini tinggal di di jalan Boomstraat. Tetapi karena gedung lama dirasa sangat sempit, pengap dan tidak cocok untuk kebutuhan perkembangan anak-anak panti sehingga mereka memindahkannya ke Jalan Bubutan.

 

“Sebelum ada gedung panti asuhan baru di Jalan, gedung panti asuhan lama bertempat di jalan Boomstraat (kini Jalan Branjangan, Red) di kawasan Kota Lama Surabaya,” kata Pegiat Sejarah Kota Surabaya Nur Setiawan.

 

Pada awal keberadaan panti asuhan ini banyak pasangan suami istri Eropa yang tinggal di Surabaya meninggal dunia karena demam berdarah. Karena itu, anak-anak mereka diasuh di tempat tersebut.

 

“Dulu banyak laki-laki Eropa yang menikah dengan orang bumiputera, namun karena malu karena dianggap menurunkan derajat akhirnya anak-anaknya dititipkan ke panti asuhan,” imbuhnya.

 

Karena itu, bangunan ini tidak hanya difungsikan sebagai panti asuhan tetapi juga klinik kesehatan. Tetapi karena pasiennya semakin banyak, pada tahun 1951-1994 gedung ini berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Mardi Santoso.

 

“Rumah sakit ini terbilang sangat mewah kala itu,” katanya.

 

Ketika Jepang hadir di Hindia Belanda, RS Mardi Santoso sempat disegel. Tetapi setelah masa kemerdekaan, rumah sakit megah itu berfungsi kembali untuk merawat korban perang.

 

Pada tahun 1995, bangunan ini berpindah kepemilikan dari Perkumpulan Mardi Santoso ke Gereja Protestan,dan kemudian ke Yayasan Kesehatan GPIB, menjadi Rumah Sakit Griya Husada. Tetapi akibat sengketa, rumah sakit ini dalam kondisi terbengkalai.

 

Pada tahun 2000-an, rumah sakit ini sempat dijadikan restoran. Restoran tersebut Bernama Hallo Surabaya.

 

Cukup megah dan terkenal kala itu. Tapi itu juga tidak berlangsung lama.  “Konon ceritanya gedung ini dijual tapi belum ada yang beli. Kalau nggak salah pemilik gedung ini sama dengan pemilik Gedung International, saudagar kaya dari Tionghoa,” pungkasnya. (int)