Surabaya, PustakaJC.co - Industri rokok di Indonesia telah lama menjadi sektor penting dalam perekonomian nasional. Di balik besarnya kontribusi terhadap pendapatan negara dan serapan tenaga kerja, terdapat tiga pabrik rokok raksasa yang menjadi tulang punggung industri ini: PT HM Sampoerna Tbk, PT Gudang Garam Tbk, dan PT Djarum.
Didirikan pada 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng Tee, Sampoerna dikenal luas melalui produk legendaris seperti Dji Sam Soe. Pada tahun 1989, Sampoerna menjadi pelopor kategori kretek mesin nikotin rendah lewat peluncuran A Mild. Sejak diakuisisi oleh Philip Morris International pada 2005, Sampoerna terus mendominasi pasar. Data tahun 2019 menunjukkan bahwa perusahaan ini menguasai sekitar 32,2 persen pangsa pasar nasional. Selain itu, Sampoerna mempekerjakan lebih dari 23.000 karyawan tetap dan sekitar 37.700 pekerja di pabrik mitra.
Sementara itu, Gudang Garam berdiri pada 1958 di Kediri, Jawa Timur. Didirikan oleh Surya Wonowidjojo, perusahaan ini berkembang pesat lewat produk-produk seperti Gudang Garam Merah dan berbagai varian kretek tangan. Setelah wafatnya pendiri, estafet kepemimpinan diteruskan oleh putranya, Rachman Halim. Gudang Garam kini menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar yang tetap mempertahankan akar produksinya di Kediri.
Perusahaan besar ketiga adalah Djarum, yang mengambil namanya dari kata “gramofon.” Bermula dari usaha rokok nyaris bangkrut yang dibeli oleh Oei Wie Gwan pada 1951 di Kudus, Djarum bertransformasi menjadi raksasa industri. Produk-produk seperti Djarum Super menjadi identitas kuat perusahaan ini. Di bawah kepemimpinan dua bersaudara, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, Djarum tumbuh sebagai konglomerat tembakau yang juga melebarkan sayap ke berbagai sektor bisnis.
Ketiga perusahaan ini tidak hanya dikenal karena skala bisnisnya yang besar, tetapi juga perannya dalam menyerap hasil pertanian nasional seperti tembakau dan cengkeh, serta menciptakan jutaan lapangan kerja dari hulu ke hilir.
Industri rokok di Indonesia mungkin penuh dengan kontroversi, namun tak bisa dipungkiri bahwa Sampoerna, Gudang Garam, dan Djarum telah menjadi pilar kuat dalam perekonomian dan sejarah industri kretek nasional. (nov)