Lebih jauh, Kiai Miftach menjelaskan bahwa kecintaan kepada ilmu dan ulama merupakan indikator penting kedudukan seseorang di mata Allah SWT.
“Barang siapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, ya dilihat dengan mata hati dan akal, karena Allah akan mendudukkan seseorang mulia tidaknya diukur dengan seberapa cinta terhadap hal-hal tadi,” pungkas pengasuh pondok Miftahus Sunnah.
Pengajian tersebut juga dihadiri ulama asal Jordania, Syekh Aun bin Muin Al-Qaddumi Al-Hasani beserta rombongan. Acara ini bertepatan dengan peringatan Haul ke-4 RKH Muhammad Badruddin bin KH Muddatstsir dan Nyai Majidatul Qurasyiyah binti KH Miftachul Akhyar.
Pesan Kiai Miftach menjadi pengingat penting bagi umat Islam untuk terus memelihara adab terhadap ilmu dan ulama, agar ilmu yang diperoleh membawa keberkahan serta diterangi oleh cahaya hidayah. (ivan)