PBNU dan Kedubes Thailand Jalin Kerja Sama Pendidikan Islam Moderat

bumi pesantren | 23 Mei 2025 07:28

PBNU dan Kedubes Thailand Jalin Kerja Sama Pendidikan Islam Moderat
Momen PBNU saat menerima kunjungan Kedubes Kerajaan Thailand di Lantai 5 Gedung PBNU. (dok nuonline)

JAKARTA, PustakaJC.co - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan resmi Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Jakarta. Pertemuan ini membahas rencana kerja sama pendidikan keislaman, termasuk peluang pertukaran pelajar antara kedua negara untuk memperkuat pemahaman Islam yang damai dan kontekstual. Kamis, (22/5/2025).

Upaya mempererat hubungan bilateral di bidang pendidikan kembali diperkuat. PBNU menerima kunjungan delegasi Kedutaan Besar Kerajaan Thailand beserta perwira Angkatan Darat dan sejumlah pejabat resmi kerajaan di lantai 5 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, dilansir dari nu.or.id, Jumat, (23/5/2025).

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menjajaki peluang kolaborasi strategis, khususnya dalam pengembangan pendidikan Islam moderat. Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Hj Safira Machrusah turut hadir mewakili organisasi.

Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menjelaskan bahwa Indonesia, melalui NU, menawarkan pendekatan Islam yang selaras dengan nilai-nilai damai, inklusif, dan multikultural. Ia menyebut, hal ini menjadikan Indonesia sebagai tempat yang ideal bagi mahasiswa asing untuk mendalami Islam secara lebih aplikatif dan kontekstual.

“Kalau mereka belajar Islam di sini, mereka belajar Islam yang jauh lebih applicable di dalam masyarakat Thailand,” ujar Gus Ulil.

Menurutnya, model pendidikan NU yang menggabungkan tradisi pesantren dan pendekatan modern menjadi daya tarik tersendiri.

Mereka bisa berkontribusi dalam kehidupan modern dengan nilai-nilai dasar Islam. Mereka juga ingin memiliki umat Islam seperti itu di Thailand. Itu yang membuat mereka tertarik,” lanjutnya.

Konselor Kedutaan Besar Thailand, Nawin Sirapan, mengungkapkan bahwa negaranya sangat tertarik dengan bagaimana Indonesia mampu menjaga kerukunan dan keberagaman.

“Kami ingin memahami bagaimana kehidupan yang damai dan multikultural bisa terwujud di Indonesia. Ini penting bagi kami untuk pelajari,” kata Ketua PBNU.

PBNU sendiri menyatakan siap menerima lebih banyak pelajar Thailand untuk belajar di pesantren maupun lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan NU.

Komunitas Muslim di Thailand tercatat sekitar 4–5 persen dari total populasi, dengan konsentrasi terbesar berada di provinsi-provinsi selatan seperti Pattani, Yala, dan Narathiwat. Wilayah ini menjadi pusat dinamika Islam di Thailand, dan menjadi perhatian dalam pengembangan pendidikan Islam yang moderat.

Ketertarikan terhadap pendidikan Islam di Indonesia terlihat dari hadirnya 13 pelajar asal Thailand yang saat ini sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Nuris, Jember, Jawa Timur. Pesantren tersebut dikenal luas karena memadukan kurikulum tradisional dengan sistem pendidikan modern.

Di Indonesia, NU menjadi salah satu organisasi dengan jaringan pendidikan terbesar. Tercatat lebih dari 30 ribu lembaga pendidikan formal dan nonformal berada di bawah naungan NU, termasuk madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi. Semua lembaga ini menekankan pentingnya nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan keterbukaan dalam kehidupan beragama.

Pertemuan ini menjadi langkah awal yang strategis untuk membangun pemahaman keislaman lintas negara yang lebih inklusif. Di tengah meningkatnya kebutuhan akan pendidikan Islam yang kontekstual dan damai, kerja sama antara PBNU dan Kerajaan Thailand menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi lintas batas dapat memperkuat harmoni global melalui jalur pendidikan. (ivan)