SURABAYA, PustakaJC.co – Dalam pengajian syarah Al-Hikam yang digelar rutin setiap Jumat di Pondok Pesantren Miftahussunnah Surabaya, Abuya KH. Miftachul Akhyar mengajak jamaah menghidupkan amalan khusus di Hari Asyura, 10 Muharram 1447 H, yang jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025. Amalan tersebut berupa menulis lafadz Ar-Rahman sebanyak 50 kali atau Bismillah sebanyak 113 kali, sebagai penguat hati, keteguhan jiwa, dan sumber kewibawaan ruhani.
Abuya KH. Miftachul Akhyar, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Miftahussunnah, dalam pengajiannya menyampaikan pentingnya memperkuat dimensi batiniah, terlebih di bulan Muharram yang dikenal sebagai salah satu bulan mulia dalam Islam.
Saat menyampaikan syarah kitab Al-Hikam, Abuya menuturkan bahwa di Hari Asyura sangat dianjurkan melakukan amalan yang memperteguh hubungan seorang hamba dengan Allah SWT. Di antara amalan yang beliau anjurkan adalah menulis lafadz:
(50x)Ar-Rahman الرحمن
(113x)Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm بِسْمِ ٱللّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Menurut Abuya, amalan tersebut bukan sekadar tradisi, melainkan bagian dari riyāḍah untuk memperkuat jiwa.
“Kalau mau ketemu pejabat, aparat, atau siapa pun yang cenderung main tekanan atau main suap, lakukan amalan ini. Biar kita punya haibah, disegani, karena Allah yang menjaga batin kita,” ujar Abuya dalam pengajian hari Jumat itu.
Ia menegaskan bahwa kekuatan seorang mukmin bukan pada simbol atau jabatan, melainkan pada kesiapan batinnya menghadapi tekanan dunia.
“Kalau batin kita nyambung sama Allah, insyaAllah enggak akan silau pada kekuasaan, enggak akan goyah ketika dihadapkan pada suap atau intimidasi,” lanjut Abuya.
Amalan ini disampaikan Abuya dengan semangat agar umat Islam mengisi Asyura dengan dzikir, doa, dan latihan spiritual yang membentuk ketegasan serta keberanian moral. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meremehkan amalan ringan seperti ini karena telah menjadi warisan para ulama terdahulu.
Hari Asyura menjadi momentum bagi umat Islam untuk kembali menata batin, memperteguh iman, dan memperkuat karakter ruhani. Lewat tuntunan Abuya KH. Miftachul Akhyar, amalan seperti menulis Ar-Rahman dan Bismillah menjadi sarana sederhana namun dalam, untuk membangun kekuatan jiwa di tengah derasnya tantangan kehidupan. (ivan)