PURWOREJO, PustakaJC.co - Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menegaskan bahwa para ulama tarekat di tubuh Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam JATMAN memiliki posisi penting dan tidak boleh dipandang sebelah mata.
“Jangan anggap remeh JATMAN ini, karena isi dan ajarannya ketasawufan, jadi pembersihan hati dan selalu mendidik spiritual,” kata Kiai Miftachul dalam Pelantikan dan Rakernas I Idarah ‘Aliyyah JATMAN di Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo, dikutip dari nu.or.id, Selasa, (8/7/2025).
Ia menekankan bahwa pendidikan spiritual sangat dibutuhkan di tengah kemajuan zaman yang kerap menggerus nilai-nilai batiniah. Melalui tarekat, menurutnya, akan lahir pribadi-pribadi yang seimbang secara intelektual dan spiritual.
“Dan lahirlah orang-orang yang bukan hanya benar tapi pintar, jadi lahirlah pintar dan bener. Itulah yang ada di JATMAN ini,” ujarnya.
Kiai Miftachul juga mengajak seluruh warga NU untuk belajar tarekat kepada ahlinya, sebab itu menjadi jalan memperkuat iman, akhlak, dan kedalaman spiritual.
“Saya senang sekali kalau semua warga NU itu berthariqoh,” ajak pengasuh ponpes miftahuss Sunnah itu.
Ia menjelaskan, tarekat yang diajarkan di lingkungan NU adalah thariqah ikhtilafiyah, seperti thariqah dzikriyah, yang meliputi amalan zikir, rawatib, bimbingan langsung dari guru, dan pengajaran ruhani lainnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Miftachul juga menitipkan harapan besar kepada pengurus baru JATMAN masa khidmah 2025–2030 agar dapat berperan aktif dalam membantu PBNU menangani persoalan umat.
“Harapan kami, JATMAN bisa mewakili PBNU dalam menyelesaikan masalah umat, baik di pusat maupun di daerah, bahkan langsung di tengah masyarakat,” ungkap Rais Aam PBNU ini.
Ia menutup pidatonya dengan menyebut bahwa para muassis NU seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Kholil Bangkalan, dan KH Hasyim Asy’ari telah lama memberikan teladan pentingnya tarekat dalam membentuk kekuatan spiritual umat.
“Bangga dengan NU, dengan JATMAN, mudah-mudahan Indonesia selamat,” pungkasnya. (ivan)
