Pesantren Nihadlul Qulub menargetkan santrinya tumbuh cerdas di lima aspek: spiritual, intelektual, mental, fisikal, dan finansial.
“Mendaki gunung adalah strategi kami mengawal tumbuhnya dua kecerdasan itu,” jelas Ali Sobirin El-Muannatsy, pengasuh pesantren sekaligus penulis buku Teknologi Ruh.
Ekspedisi ini membuktikan bahwa pembelajaran santri tak hanya ada di ruang kelas. Dari setiap langkah di jalur pendakian hingga zikir di puncak tertinggi, mereka belajar arti syukur, kebersamaan, dan cinta tanah air. (ivan)