Santri Nihadlul Qulub Zikir di Atas Awan Puncak Gunung Slamet Sambut Kemerdekaan

bumi pesantren | 13 Agustus 2025 19:26

Santri Nihadlul Qulub Zikir di Atas Awan Puncak Gunung Slamet Sambut Kemerdekaan
Tim Nihadul Qulub di puncak gunung Slamet. (dok kemenag)

GUCI, PustakaJC.co - Di tengah udara tipis dan dingin di ketinggian 3.428 meter, enam santri Pesantren Nihadlul Qulub mengibarkan Merah Putih di Puncak Surono, Gunung Slamet, Jawa Tengah. Bukan sekadar mendaki, mereka melakukan zikir di atas awan sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada para pahlawan.

Ekspedisi bertajuk Tadabbur Jibal Slamet ini dimulai pada 7 Agustus 2025 pukul 08.00 WIB dari Basecamp Permadi, Guci, Tegal, jalur yang terkenal panjang dan menantang. Setelah 6,5 jam perjalanan, tim mencapai Pos 4. Pendakian puncak dimulai Jumat dini hari pukul 03.00 WIB. Dilansir dari kemenag.go.id, Rabu, (13/8/2025).

“Otot paha dan betis pegal, jantung berdegup kencang, dan napas tersengal,” tutur Kyai Ali Sobirin, pimpinan tim.

“Untung ada santri yang setiap kali berhenti langsung memijat. Itu yang bikin saya kuat sampai puncak,” tambahnya.

Perjalanan 6 jam dari Pos 4 membawa mereka tiba di Puncak Surono. Di sana, bendera Merah Putih berkibar di antara awan dan hamparan lembah hijau. Meski sempat berencana membawa bendera bajak laut One Piece, mereka mantap memilih Merah Putih. “Hormat kami pada pahlawan membuat kami tetap mengibarkan bendera negara,” tegas Ali Sobirin.

Bagi tim, pendakian ini adalah cara membaca ayat-ayat Allah melalui keindahan alam.

 “Setiap detak jantung, rasa sakit, dan pemandangan adalah pengingat bahwa manusia lemah tanpa Allah,” kata Andar, santri asal Nabire, Papua Tengah.

Pesantren Nihadlul Qulub menargetkan santrinya tumbuh cerdas di lima aspek: spiritual, intelektual, mental, fisikal, dan finansial.

“Mendaki gunung adalah strategi kami mengawal tumbuhnya dua kecerdasan itu,” jelas Ali Sobirin El-Muannatsy, pengasuh pesantren sekaligus penulis buku Teknologi Ruh.

Ekspedisi ini membuktikan bahwa pembelajaran santri tak hanya ada di ruang kelas. Dari setiap langkah di jalur pendakian hingga zikir di puncak tertinggi, mereka belajar arti syukur, kebersamaan, dan cinta tanah air. (ivan)